![]() |
Foto: Getty Images |
TRIBUNHARIAN.COM - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat membuat dunia terkejut. Banyak yang tak menyangka capres kontroversial itu akan mengalahkan capres partai Demokrat, Hillary Clinton.
Kepala Parlemen Eropa Martin Schulz terang-terangan mengatakan, terpilihnya Trump sebagai presiden ke-45 AS akan membuat Uni Eropa lebih sulit bekerja sama dengan negara adikuasa itu.
"Itu akan sulit, lebih sulit daripada dengan pemerintahan sebelumnya, namun dia adalah presiden yang terpilih secara bebas," tutur Schulz dalam wawancara di radio Europe 1 seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (9/11/2016).
"Kita harus menghormati presiden mendatang Amerika Serikat... saya harap kita akan menemukan celah untuk bekerja sama," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen juga menyebut kemenangan Trump merupakan "kejutan besar".
"Saya pikir Trump tahu bahwa ini bukan suara untuk dirinya, tapi lebih untuk melawan Washington, melawan pemerintahan," tutur pejabat tinggi Jerman itu pada media ARD, seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (9/11/2016).
Respons serupa disampaikan seorang anggota senior partai konservatif pimpinan Kanselir Jerman, Angela Merkel. Dikatakan Norbert Roettgen yang menjabat kepala komisi urusan luar negeri di parlemen Jerman, pemerintah Jerman tidak tahu apa yang akan dilakukan Trump jika dia memenangkan pilpres AS.
"Kami saat ini menyadari bahwa kami tidak tahu apa yang akan dilakukan presiden Amerika ini, jika suara kemarahan itu memimpin dan suara kemarahan itu menjadi orang paling kuat di dunia," cetus Roettgen yang merupakan anggota senior partai Christian Democratic Union (CDU) yang dipimpin Merkel.
0 komentar:
Post a Comment