Unjuk rasa di Venezuela. ©REUTERS |
Merdeka.com - Ekonomi Venezuela tengah dihantam krisis berkepanjangan. Angka inflasi di negara tersebut tembus ratusan persen. Bahkan, Badan Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan angka inflasi Venezuela mencapai 475 persen.
Seperti dilansir CNN Money, Kamis (27/10), tingginya inflasi di Venezuela ini membuat harga pangan melambung tinggi. Makanan yang dipajang di supermarket pun masih penuh, tanpa tersentuh satupun.
"Harga benar-benar tinggi. Semua orang terkejut dengan kenaikan harga," ujar warga Maracaibo, Venezuela Alejandro.
Pemerintah pun mulai tak membatasi impor makanan yang masuk ke negara penghasil minyak ini. Akan tetapi, banyak rakyat yang terlalu acuh dengan masuknya bahan pangan tersebut.
Pemerintah lepas tangan dengan kenaikan harga pangan yang tinggi. Saat ini, pemerintah Venezuela lebih fokus untuk menurunkan angka inflasi yang tembus 400-an persen.
Untuk membeli tepung jagung di pasar mencapai 975 Bolivares atau Rp 1,27 juta per kilogram (kg). Sementara, untuk membeli selusin telor di Venezuela mencapai 1.800 Bolivares atau Rp 2,35 juta.
Upah minimum terendah di Venezuela diperkirakan mencapai 65.000 Bolivares atau setara Rp 85,1 juta per bulan. Masyarakat negara tersebut meminta pemerintah tak tinggal diam adanya lonjakan harga yang tinggi. Saat ini, rakyat Venezuela mulai frustasi dengan kondisi negara di Amerika Selatan tersebut.
Tingginya inflasi dan kenaikan harga pangan membuat rakyat mulai bingung dengan kondisi ekonomi negara tersebut.
0 komentar:
Post a Comment