Ordered List

close
close
Home » , , » Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Minta Malaysia Tanggung Jawab atas Penculikan 2 Nakhoda Asal RI

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Minta Malaysia Tanggung Jawab atas Penculikan 2 Nakhoda Asal RI

Written By RandaRexsa on Friday, November 11, 2016 | 11/11/2016 04:32:00 AM

Menlu RI, Retno Lestari Priansari Marsudi
TRIBUNHARIAN.COM - Dua warga negara Indonesia lagi-lagi diculik dan dibawa ke wilayah Filipina. Terakhir, dua WNI yang bekerja sebagai nakhoda kapal itu diculik di perairan Malaysia sebelum akhirnya dibawa ke Sulu Filipina. Menteri Luar Negeri RI minta Malaysia ikut bertanggung jawab terhadap kondisi keamanan di wilayah Negeri Jiran itu.

"Jadi kita minta sekali lagi perhatian mereka (Malaysia) untuk bertanggung jawab dengan wilayah perairan mereka ini," kata Retno di Kantor Kementerian Koodinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (11/11/2016).

Retno memahami penculikan demi penculikan memang kerap terjadi dan korbannya adalah WNI. Bila mundur ke belakang, penculikan terjadi banyak di wilayah Filipina.

"Tapi setelah Mei, lebih banyak di wilayah Malaysia, Sabah ini," kata Retno.


Dia mengaku telah berkunjung ke Kuala Lumpur Malaysia pada 7 November kemarin, kemudian terbang ke Kinabalu dan bertemu Chief Minister Sabah serta Komandan The Eastern Sabah Security Command (ESSCOM). Retno bahkan bertemu dengan pemilik kapal tempat dua WNI itu bekerja, di Sandakan. 

"Intinya perjalanan saya itu untuk menyampaikan perhatian yang mendalam dari pemerintah Indonesia terhadap masih berlangsungnya penyanderaan ABK kita yang ketiga kalinya ini di wilayah perairan Malaysia," kata Retno.

Dia menegaskan bahwa setiap negara punya tanggung jawab untuk menjaga wilayah perairannya. Dia menyampaikan, pihak Malaysia juga punya perhatian yang sama dalam hal ini.

"Mereka memang berjanji untuk meningkatkan keamanan. Soal 'bagaimana'-nya ya itu mereka bagaimana. Tapi setidaknya dari hal yang kecil dulu," kata Retno.

ESSCOM akan berkomunikasi lebih intensif lagi dengan kapal-kapal di wilayahnya, peningkatan kewaspadaan dilakukan demi menjaga kapal-kapal agar tak diserang bajak laut. Ada pula kewajiban agar satu kapal memiliki alat Automatic Identification System (AIS), gunanya supaya kapal tersebut bisa diketahui lokasinya dengan mudah dan cepat. Mereka juga membahas soal tombol apa yang harus dipencet awak kapal untuk menandai bahwa mereka sedang diculik.

"Menteri Pertahanan juga akan melakukan pertemuan bilateral, yang intinya mohon juga di-'push (ditekan)' oleh Pak Menhan. Kita sudah lakukan koordinasi ke dalam untuk mem-push," kata Retno. 



Sumber info : Detik.com 
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

FANSPAGE

Popular Posts

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. TRIBUN HARIAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger